Surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah
Makkiyah dan Madaniyah (Bahasa Arab: سورة المکیه و المدنیه) adalah istilah yang terkait dengan tempat turunnya wahyu ayat-ayat Ilahi. Oleh itu, pengenalan ayat-ayat yang turun pada dua tempat ini merupakan hal paling penting dan menyita perhatian kaum Muslimin pada abad-abad pertama dan tentunya berlanjut hingga pada masa kini. Terdapat kriteria-kriteria untuk mengenali manakah yang termasuk surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah dan cara membedakan antara surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah. Pembahasan terpenting tentang Makkiyah dan Madaniyyah (Pengenalan Makkiyah dan Madaniyyah) adalah hal terpenting dalam mempelajari Ulumul Quran. [1]
Daftar isi
- Jumlah Surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah serta Perbedaannya
- Kriteria-kriteria untuk Membedakan antara Surah-surah Makkiyah dengan Madaniyyah
- Metode-metode untuk Mengenal surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah
- Kriteria Penamaan Makkiyah dan Madaniyyah
- Ciri-ciri Surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah
- Manfaat Mengenal Makiyyah dan Madaniyyah
- Catatan Kaki
- Daftar Pustaka
Jumlah Surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah serta Perbedaannya
Semua ulama berkata bahwa jumlah surah-surah Madaniyyah adalah 20 surah dan jumlah surah yang menjadi perbedaan dikalangan para peneliti Al-Quran adalah 12 surah dan selainnya adalah surah Makkiyah. Surah-surah Madaniyyah yang merupakan kesepakatan semua ulama adalah: Surah al-Baqarah, surah al-Maidah, surah Nur, surah Fatah, surah al-Mujadalah, surah Jumah, surah Al-Tahrim, surah Ali Imran, surah al-Anfal, surah al-Ahzab, surah al-Hujurat, surah al-Hasyr, surah al-Munafiqun, surah al-Nashr, surah al-Nisa, surah al-Taubah, surah Muhammad, surah al-Hadid, surah al-Mumtahanah dan surah al-Thalaq. Surah-surah yang menjadi perbedaan diantara para ulama adalah: Surah al-Fatihah, surah al-Shaf, surah al-Ra’d, surah al-Taghabun, surah al-Rahman, surah al-Muthaffifin, surah al-Qadr, surah al-Bayyinah, surah al-Zalzalah, surah al-Ikhlash, surah al-Falaq dan surah al-Nas. Berdasarkan hal ini, surah-surah al-Quran selainnya merupakan surah-surah Makkiyah dan jumlahnya adalah 82 surah. [2]
Kriteria-kriteria untuk Membedakan antara Surah-surah Makkiyah dengan Madaniyyah
Ulama membagi 3 kaidah untuk menentukan antara surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah.
- Kaidah waktu: Sebagian berpendapat bahwa surat-surat yang turun pada masa sebelum hijrah adalah surah-surah Makiyyah dan surat-surat turun setelah hijrahnya Nabi Muhammad Saw adalah surah-surah Madaniyyah.
- Kaidah tempat: Sebagian berkata bahwa surah-surah yang turun di Mekah adalah Makkiyyah dan surah-surah yang turun di Madinah adalah surah-surah Madaniyyah, sedangkan surah-surah yang turun Madinah adalah surah-surah Madaniyyah. Demikian juga bahwa surah-surah yang turun di daerah sekitar Mekah adalah surah-surah Makkiyyah dan surah-surah yang turun di daerah sekitar Madinah adalah surah-surah Madaniyyah.
- Kaidah mukhatab (audiens): Apabila surah itu diperuntukkan bagi masyarakat Mekah maka surah itu adalah surah-surah Makkiyah dan jika surah-surah itu diperuntukkan bagi penduduk Madinah adalah surah-surah Madaniyyah. Kriteria untuk mengetahuinya adalah jika surah-surah itu menggunakan “Ya Ayyuha al-Nas” adalah Makiyyah dan jika menggunakan “Ya Ayyuhalladzina Amanu” adalah Madaniyyah.
Sebagaimana yang dikatakan oleh sarjana al-Quran pada masa sekarang bahwa kriteria-kriteria terbaik dalam menentukan Makiyyah atau Madaniyyahnya sebuah surah dalam tiga kriteria di atas adalah kriteria pertama. [3]
Metode-metode untuk Mengenal surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah
- Cara terpenting untuk mengenal ayat ini melalui riwayat-riwayat dari Nabi Muhammad Saw, para Imam As dan sahabat. Terkait dengan hal ini sangat penting untuk mengenal hadis-hadis dan riwayat-riwayat yang sesuai dengan Ilmu Dirayah Hadis.
- Apabila cara pertama (naqli dan riwayat) tidak diterima, maka para peneliti al-Quran menggunakan cara qiyasi dan ijtihadi (ijithadi yang akli). Dalam hal ini, para peneliti harus meneliti kriteria-kriteria ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyyah yang diterima oleh semua kalangan, kemudian mengetahui ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah yang menjadi perbedaan. [4]
Kriteria Penamaan Makkiyah dan Madaniyyah
Sebagian dari surah-surah al-Quran, seluruh ayatnya adalah Makiyyah (sesuai dengan kriteria pertama dari tiga kriteria yang ada) dan sebagian darinya semua ayatnya merupakan surah-surah Madaniyyah. Namun, sebagian surah-surah itu pada permulaannya turun di Mekah dan pada ujungnya atau pertengahannya turun di Madinah. Dalam kondisi ini, jumlah dominan ayat yang akan dipertimbangkan. Sebagian dari para peneliti al-Quran mempertimbangkan awal surah-surah ini dan berdasarkan hal ini mereka memberi nama surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah. [5]
Ciri-ciri Surah-surah Makkiyah dan Madaniyyah
Ciri-ciri surah-surah Makkiyah
- Terdapat sujud dalam surah-surah ini
- Setiap surah yang terdapat lafadz «کلّا» adalah Makkiyah
- Diawali dengan huruf-huruf muqatha’ah (terputus) seperti: الم، الر، طسم، حم، «ق »، dan «ن»
- Surah-surah Makkiyah adalah pendek-pendek.
- Ayat-ayat Makkiyah pada umumnya berkenaan dengan tauhid dan upaya pembersihan masyarakat dari penyembahan terhadap berhala dan syirik
- Tasyri’ dan pensyari’atan hukum dalam ayat-ayat ini sangat sedikit
- Pada ayat-ayat ini banyak mengandung kisah-kisah mengenai peri kehidupan dan kisah-kisah para Nabi
- Pada ayat-ayat ini banyak mengandung mukjizat dan balaghah yang kuat
- Ayat-ayat ini mempunyai audiens khusus seperti «یا بنی آدم» dan «یا ایها الناس. [6]
Ciri-ciri Surah-surah Madaniyyah
- Terdapat kewajiban-kewajiban dan hukum-hukum dalam surah-surah ini
- Surah-surah Madaniyyah pada umumnya panjang-panjang
- Ayatnya panjang-panjang
- Menjelaskan aturan-aturan perkotaan, pengadilan, kemasyarakatan, pemerintahan, aturan-aturan peperangan dan perdamaian yang merupakan ciri-ciri terpenting surah-surah Madaniyyah
- Ayat-ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang beriman «یا ایها الذین آمنوا»
- Ayat-ayat ini menjelaskan tentang akidah-akidah Ahli Kitab dan ajakan terhadap mereka kepada agama Islam
- Menjelaskan keadaan-keadaan dan tindakan-tindakan kaum Munafik dan siap kaum Muslimin dan Nabi terhadap mereka.
- Ciri-ciri ini bukanlah merupakan ciri-ciri yang pasti dan tetap dan pada keduanya terdapat pengecualian. Misalnya surah al-Baqarah walaupun berisi tentang kisah Nabi Adam, tapi bukanlah surah Makkiyah, padahal jika sesuai dengan kaedah-kaedah di atas maka seharusnya merupakan surah Madaniyyah. Demikian juga surah al-Nashr walaupun semua ayat-ayatnya adalah merupakan ayat-ayat yang pendek dan memiliki ciri-ciri surah Makkiyah, namun turun di Madinah. [7]
Manfaat Mengenal Makiyyah dan Madaniyyah
- Membantu dalam menafsirkan al-Quran. Dari sisi bahwa untuk memahami ketelitian ayat-ayat dan isyarat ayat-ayat memiliki hubungan yang erat dengan tempat, maka penting untuk mengenal ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyyah bagi para mufassir
- Dari sisi bahwa untuk membedakan antara ayat-ayat yang nasikh (yang menghapus) dan mansukh (yang dihapus hukumnya) yang merupakan hal-hal yang menjadi perbedaan pendapat dalam Ulumul Quran memerlukan pengenalan terhadap ayat-ayat sebelumnya dan ayat-ayat setelahnya, maka ayat-ayat Makiyyah dan Madaniyyah merupakan mukadimah penting dalam membedakan antara ayat-ayat nasikh dan mansukh.
- Mengenal tahapan penyempurnaan penetapan hukum
- Mengetahui bagaimana turunnya al-Quran dan membantu mengetahui asbab nuzul yang juga merupakan bagian dari Ulumul Quran
- Menyelesaikan permasalah yang berkaitan dengan sirah Nabi Muhammad Saw
- Salah satu pembahasan lain yang sepintas kurang penting namun perlu adalah mengenal ayat-ayat yang turun di Mekah namun hukumnya baru dilaksanakan di Mekah atau sebaliknya. Juga mengenal ayat-ayat yang turun ketika Nabi dalam keadaan safar, ayat-ayat yang turun pada musim dingin atau panas, ayat-ayat yang turun pada malam hari atau siang hari dan ayat-ayat Makkiyah yang mirip dengan ayat-ayat Madaniyyah juga termasuk tema-tema yang ada dalam pembahasan Makkiyah dan Madaniyyah. [8]
Catatan Kaki
- ↑ Al-Tanbiyah ‘ala Fadzail Ulumul Qurān, Neisyaburi, menukil dari Al-Itqān, jil. 8, hal. 1; menukil dari Farzad Haji Mirzai, Madkhal Makkiyah wa Madaniyyah dar Dānesh Nāmeh Qurān wa Qurān Pazuhi, jil. 2, hal. 2145.
- ↑ Farzad Haji Mirzai, Madkhal Makkiyah wa Madaniyyah dar Dānesh Nāmeh Quran wa Qurān Pazuhi, hal. 2145.
- ↑ Farzad Haji Mirzai, Madkhal Makkiyah wa Madaniyyah dar Dānesh Nāmeh Qurān wa Qurān Pazuhi, jil. 2, hal. 2145.
- ↑ Farzad Haji Mirzai, Madkhal Makkiyah wa Madaniyyah dar Dānesh Nāmeh Qurān wa Qurān Pazuhi, jil. 2, hal. 2145-2146.
- ↑ Farzad Haji Mirzai, Madkhal Makkiyah wa Madaniyyah dar Dānesh Nāmeh Qurān wa Qurān Pazuhi, jil. 2, hal. 2146.
- ↑ Farzad Haji Mirzai, Madkhal Makkiyah wa Madaniyyah dar Dānesh Nāmeh Qurān wa Qurān Pazuhi, jil. 2, hal. 2146.
- ↑ Farzad Haji Mirzai, Madkhal Makkiyah wa Madaniyyah dar Dānesh Nāmeh Qurān wa Qurān Pazuhi, jil. 2, hal. 2146.
- ↑ Farzad Haji Mirzai, Madkhal Makkiyah wa Madaniyyah dar Dānesh Nāmeh Qurān wa Qurān Pazuhi, jil. 2, hal. 2146.
Daftar Pustaka
Dānesh Nāmeh Qurān wa Qurān Pazuhi, jil. 2, Bahauddin Khuramsyahi, Tehram, Dustan, Nahid, 1377.