MAKNA MUHARRAM
Oleh: Drs. Hamzah Johan
PENDAHULUAN
Muharram adalah nama bulan pertama tahun Hijriyah . Berasal dari
Bahasa Arab: Ù…ØØ±Ù…, transliterasi ke
Bahasa Indonesia menjadi ‘Muharram’. Muharram adalah bulan pertama dalam penanggalan
Hijriyah. Muharram berasal dari kata yang artinya 'diharamkan' atau
'dipantang', yaitu dilarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah.
Sekedar mengingatkan urutan bulan dalam penanggalan hijriyah, yaitu :
1. Muharram 2. Safar 3. Rabi'ul Awal 4. Rabi'ul Akhir 5. Jumadil Awal 6.
Jumadil Akhir 7. Rajab 8. Sya'ban 9. Ramadhan 10. Syawal 11. Dzulkaidah 12.
Dzulhijjah.
Di zaman dahulu sebelum datangnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam bulan ini bukanlah dinamakan bulan Al-Muharram, tetapi dinamakan bulan
Shafar Al-Awwal, sedangkan bulan Shafar dinamakan Shafar Ats-Tsani. Setelah
datangnya Islam kemudian Bulan ini dinamakan Al-Muharram.
MAKNA MUHARRAM
Makana Muharram minimal ada dua, Yakni : Larangan Perang/Zhalim dan
Pindah (Hijrah).
A.
Muharram Bermakna
Larangan Perang/Zhalim
Nama Muharram berasal dari kata haram atau sighat maf’ul dari kata
dalam bahasa Arab yakni Harrama-Yuharrimu,yang dapat diartikan bulan
yang diharamkan. Bulan muharram disebut demikian karena pada bulan ini Allah
melarang umatnya dan memberikan perintah atau tekanan yang kuat bahwa di bulan
ini tidak boleh melakukan segala bentuk penganiayaan termasuk berperang.Secara
istilah bulan Muharram juga disebut sebagai “Bulan Allah” atau dengan kata lain
bulan muharram adalah bulan memuliakan Allah SWT. Meskipun pada bulan ini
awalnya peperangan dan segala bentuk pertikaian dilarang, namun akhirnya hal
tersebut dihapuskan dari masyarakat Jahiliyah
dan kala itu umat Islam boleh berperang pada bulan tersebut jika diperangi.
B.
Muharram bermakna
Hijrah
Disisi lain Muharram bermakna ‘pindah’. Pindah dari
tahun yang lama ke tahun yang baru. Makna pindah ini sering dikaitkan dengan
kata hijrah, sehingga ketika memperingati tahun baru hijriyah selalu membahas
persoalan hijrah.
Secara garis besar hijrah dapat dibedakan menajdi dua macam
yaitu:
1. Hijrah Makaniyah : Yaitu meinggalkan suatu tempat.
Bebebrapa jenis hijrah maknawiyah, yaitu:
a. Hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke Habasyiyah.
b. Hijrah Rasulullah Saw dari Mekah ke Madinah.
c. Hijrah dari suatu negeri yang didalamnya didominasi oleh hal-hal yang
diharamkan.
d. Hijrah dari suatu negeri yang membahayakan kesehatan untuk menghindari
penyakit menuju negeri
yang aman.
e. Hijrah dari suatu tempat karena gangguan terhadap harta benda.
f.
Hijrah dari suatu tempat karena menghindari tekanan fisik , seperti hijrahnya
Nabi Ibrahim dan Musa, ketika Beliau khawatir akan gangguan kaumnya.Sebagaimana
yang tecantum dalam al-Qur’an:
“Berkatalah
Ibrahim: Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang
diperintahkan).Tuhanku, Sesungguhnya Dialah yang Maha erkasa lagi Maha
Bijaksana” (Qs. Al-Ankabuit, 29:26).
“Maka
keluarkanlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan
khawatri, dia berdo’a “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang
zalim itu” (Qs. Al-Qashah, 2:21).
2. Hijrah Maknawiyah
Secara maknawiyah hijrah
dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
a. Hijrah I’tiqadiyah
Yaitu hijrah keyakinan. Kita harus segera melakuakn hijrah keyakinan
bila berada di tepi jurang kekufuran dan kemusyrikan keyakinan. Dalam konteks
psikologi biasa disebut dengan konversi keyakinan agama.
b. Hijrah Fikriyah
Fikriyah secara bahasa berasal dari kata fiqrun yang artinya
pemikiran. Dunia yang kita tempati saat ini, sebenarnya telah menjadi medan
perang yang kasat mata. Medan perang yang ada tapi tak disadari keberadaannya
oleh kebanyakan manusia. genderang perang ini disebut “Ghoswul Fikr” (baca:
Perang pemikiran). Perang ini sangat berbahaya karena dapat merubah fikiran,
faham, keyakinan;
Rasulullah
Saw bersabda: “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum
kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika
orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun,
-pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai
Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau
menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim no. 2669).
c. Hijrah Syu’uriyyah
Syu’uriyah atau cita rasa, kesenangan, kesukaan dan semisalnya. kita
sering terpengaruhi oleh nilai-nilai yang kuarng Islami seperti hiburan, musik,
bacaan, gambar/hiasan, pakaian, rumah, idola dan seagainya. Mode pakain juga
tak kalah pentingnya untuk kita hijrahkan dari pakaian gaya jahiliyah menuju
pakaian Islami, yaitu pakaian yang benar-benar mengedepankan fungsi bukan gaya
semata.
d. Hijrah Sulukiyyah
Suluk berarti tingkah laku atau kepribadian atau biasa disebut juag
akhlaq. Dalam moment hijrah ini, sangat tepat jika kita mengkoreksi akhlaq dan
kepribadian kita untuk kemudian menghijrahkan ke akhlaq yang mulia.
KESIMPULAN :
Agar Muharram lebih bermakna maka muliakanlah bulan Muharram dengan
menjauhi kezhaliman dan peperangan dan lakukan hijrah totalitas dari yang buruk
kepada yang baik.